Jadi Andalan Desa Penusupan, Kebumen Punya Kolam Renang Bersumber dari Mata Air Pegunungan

Jadi Andalan Desa Penusupan, Kebumen Punya Kolam Renang Bersumber dari Mata Air Pegunungan
AIR PEGUNUNGAN: Desa Penusupan, Kecamatan Sruweng memiliki daya tarik wisata berupa kolam renang air alami pengunungan (Sri Sulistiyowati.)

MimbarDesa.com - Sudah lima tahun ini Pemerintah Desa (Pemdes) Penusupan, Kecamatan Sruweng fokus pada pengembangan potensi wisata. Sektor wisata dipilih karena dianggap memiliki nilai yang berimplikasi langsung pada percepatan pembangunan desa. Entah itu dari sisi sumber daya manusia, ekonomi hingga sosial dan budaya.

Terbukti, desa di ujung utara Kecamatan Sruweng ini secara perlahan telah bertranformasi. Dengan menghadirkan rintisan destinasi unggulan berupa wisata kolam renang. Dari wisata air tersebut masyarakat mulai merasakan geliat ekonomi.

"Yang menjadi daya tarik kolam renang kami itu bersumber dari air mata alami pengunungan. Pengunjung langsung bisa menikmati sensasi kesegaran," kata Penjabat Kepala Desa Penusupan Sri Sulistiyowati, Jumat (2/2).

Pemdes bersama masyarakat memberi nama wisata tersebut kolam renang Watu Gede. Disebut wisata Watu Gede karena posisi kolam renang berada persis di bawah batu purba super besar. Di lokasi wisata ini tersedia tiga kolam renang sesuai umur. Saat ini pihak pemdes juga terus berbenah untuk melengkapi segala macam fasilitas. "Tiket masuk cuma Rp 13 ribu. Sudah include semua termasuk parkir," katanya.

Dia menjelaskan, berbicara mengenai desa wisata tidak lepas dari kondisi kemiskinan masyarakat. Sulis percaya, sampai hari ini sektor wisata masih menjadi katup penyelamat perekonomian. Dari wisata, kata dia, pendayagunaan potensi lokal akan terserap optimal. "Ada nilai pemberdayaan. Dari sini tentu membawa dampak positif ke banyak aspek ya," ujarnya.

Lebih lanjut, sebagai bentuk komitmen pemerintah desa juga memutuskan untuk menyertakan anggaran secara rutin di sektor wisata. Kebijakan ini diambil agar wisata kolam renang Watu Gede semakin dilirik masyarakat luar. "Kalau swadaya terus tidak mungkin. Maka ada dukungan anggaran untuk pembenahan tempat wisata," ujarnya.

Lebih lanjut, sebagai bentuk komitmen pemerintah desa juga memutuskan untuk menyertakan anggaran secara rutin di sektor wisata. Kebijakan ini diambil agar wisata kolam renang Watu Gede semakin dilirik masyarakat luar. "Kalau swadaya terus tidak mungkin. Maka ada dukungan anggaran untuk pembenahan tempat wisata," ujarnya.

Menurutnya, modal semangat saja tidak cukup untuk pengembangan wisata desa. Masih banyak instrumen dan kesiapan lain agar masyarakat tidak menjadi penonton di rumah sendiri. "Masyarakat akan belajar. Bagaimana memposisikan diri ketika banyak pengunjung datang. Toh, nanti mereka yang merasakan dampaknya," tuturnya.

Perwakilan Pokdarwis Selo Ageng Desa Penusupan Maful Qodri menambahkan, wisata kolam renang Watu Gede berdiri di atas tanah kas desa seluas sekitar 2.000 meter persegi. Tak menutup kemungkinan wisata ini masih diperluas seiring konsep pengembangan wisata. "Kebetulan wisata kami bersebelahan dengan lahan Perhutani. Dan, kami sudah diberi lampu hijau manakala mau pengembangan," ucap Maful.

Sejauh ini, kata dia, antusiasme masyarakat untuk datang ke wisata kolam renang Watu Gede cukup tinggi. Sehingga tak jarang para pengunjung datang dari berbagai daerah. "Paling ramai liburan. Kebanyakan itu anak sekolah PAUD sama TK datang untuk berenang," terangnya. (*) 

Berita Lainnya

Index