Pemkab HST optimalkan penyuluh swadaya desa ciptakan petani mandiri

Pemkab HST optimalkan penyuluh swadaya desa ciptakan petani mandiri

MimbarDesa.com - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Pemkab HST) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) berupaya mengoptimalkan peran penyuluh swadaya pertanian di desa untuk menciptakan petani yang mandiri.

“Tiap desa sudah ada satu orang penyuluh swadaya untuk membantu masyarakat khususnya kelompok tani (Poktan), penyuluh swadaya ini juga diberikan honor oleh pemerintah,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten HST Budi Satrya Tanjung di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Minggu.

Ia menyebutkan penyuluh swadaya tersebut memiliki kedekatan secara emosional bersama petani, berperan dalam berbagai hal, mulai dari mengkaji teknologi spesifik lokasi pertanian, menjembatani dengan penyedia sarana produksi pertanian, dan pemberdayaan lain yang berhubungan dengan kegiatan pertanian.

“Kita sudah melakukan berbagai upaya dengan harapan menciptakan petani yang mandiri. Petani mandiri bukan berarti pemerintah lepas tangan, tetap dibantu tetapi pemerintah mengharapkan petani dapat menggali inovasi agar lebih sejahtera,” ujarnya.

Pada tahun lalu, pemerintah mendistribusikan bantuan Pupuk Urea dan NPK Phonska bagi kelompok tani di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, masing-masing sebanyak 7.000 ton.

Selain itu, kata Budi, pemerintah daerah baru saja menerapkan teknologi padi apung di lahan rawa pada beberapa hari lalu, upaya ini sebagai antisipasi saat kondisi cuaca tidak menentu memasuki musim penghujan atau kemarau.

Ia menjelaskan teknologi padi apung sebagai alternatif, karena saat kondisi kemarau dan penghujan akan banyak petani yang gagal panen di lahan persawahan selain rawa.

Di sisi lain, Budi berharap kelompok tani yang berjumlah lebih dari 1.000 di kabupaten tersebut, tidak lagi bergantung pada kondisi alam baik musim hujan ataupun kemarau sehingga tidak mempengaruhi hasil panen. Misalnya menggali inovasi seperti teknologi tanam padi apung.

Oleh karena itu, dia meminta petani memanfaatkan dengan baik bantuan dan gagasan yang diberikan pemerintah untuk berinovasi dan menemukan teknologi baru pertanian, sehingga tidak harus menunggu bantuan pemerintah datang dulu. Kendati pemerintah tetap memberikan bantuan, tetapi petani sudah memiliki kemandirian saat bantuan belum disalurkan.

“Misalnya begitu memasuki musim tanam, ada kerjaan lain yang bisa digagas. Jangan menunggu setelah musim kering, baru muncul ide untuk mengatasi,” tutur Budi.

Karenanya, lanjut dia, inovasi dari petani sangat dibutuhkan pemerintah daerah dalam memecahkan berbagai persoalan pertanian sebab menyangkut kepentingan hidup banyak orang.

“Oleh karena itu pula, peran penyuluh swadaya di desa cukup penting agar petani dapat mengembangkan berbagai inovasi. Tentu semua ini untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi para petani,” ujarnya lagi. *

Berita Lainnya

Index