Bermasalah, Tempat Pembuangan Sampah Desa Sawahan Boyolali Ditutup Paksa Warga

Bermasalah, Tempat Pembuangan Sampah Desa Sawahan Boyolali Ditutup Paksa Warga
SOLOPOS.COM - Warga menggelar aksi protes dan menutup TPS Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Selasa (5/3/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

MimbarNews.com — Tempat pembuangan sampah (TPS) Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, ditutup paksa oleh warga menggunakan pagar bambu, Selasa (5/3/2024). Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas permasalahan yang ditimbulkan dengan keberadaan TPS tersebut.

Warga Perumahan Menggungan Baru, Desa Sawahan, Danang Catur Wahyu Wijayanto, menjelaskan pagar bambu dipasang puluhan warga pada Senin (4/3/2024) malam dengan tujuan agar tidak ada warga yang membuang sampah di tempat tersebut.

“Pada Selasa, kami kembali menegaskan bahwa warga menolak TPS ini. Kami juga menuntut TPS ini ditutup untuk selamanya,” kata dia kepada Solopos.com di sela-sela aksi.

Ia menjelaskan permasalahan dan kekesalan warga Sawahan, Boyolali, atas keberadaan tempat pembuangan sampah itu memuncak tiga kali. Pertama, warga menggelar demo pada 2022 karena sampah sempat menggunung setinggi rumah dan menimbulkan bau tidak sedap.

Ia menjelaskan permasalahan dan kekesalan warga Sawahan, Boyolali, atas keberadaan tempat pembuangan sampah itu memuncak tiga kali. Pertama, warga menggelar demo pada 2022 karena sampah sempat menggunung setinggi rumah dan menimbulkan bau tidak sedap.

Kala itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali akhirnya membantu menyelesaikan permasalahan sampah. Warga saat itu juga dijanjikan akan dibina dan diberi edukasi terkait pengelolaan sampah yang baik. Namun, hal tersebut tidak terealisasi. Akhirnya warga kembali membuang sampah di TPS itu.

Sempat ditutup sementara, sampah di TPS Desa Sawahan kembali menumpuk dan menimbulkan masalah. Kemudian, pada akhir 2023, warga dibantu Polsek Ngemplak membersihkan TPS. Lalu, pada awal 2024 ini sampah menumpuk.

Danang mengatakan konsep TPS3R itu tidak berjalan karena syarat TPS3R tidak terpenuhi, salah satunya lokasi yang tidak boleh dekat dengan aliran air. Padahal tempat pembuangan sampah Desa Sawahan, Ngemplak, Boyolali, tepat berada di samping aliran air untuk irigasi sawah warga.

Konsep TPS3R Tak Jalan

Sehingga, residu sampah yang larut dalam air dikhawatirkan mampu mengganggu pertanian. Ia berharap TPS3R Desa Sawahan waktu itu bisa berjalan yaitu tempat yang bersih, pengelolaannya bagus, ada mesin pemilah sampah, hingga nanti yang dibuang ke Boyolali hanya residu.

Kenyataannya, sampah di TPS Desa Sawahan itu menimbulkan bau yang sangat menyengat, terlebih saat hujan atau terbawa angin, baunya bisa tercium hingga radius 300 meter. “Waktu 2022 bahkan sampai satu kilometer. Belum lagi berdampak pada kesehatan,” kata dia.

Ia menjelaskan lalat dari TPS membuat sebagian warga sakit diare bahkan ada yang beberapa pekan sakit perut. Lalu, dampak secara ekonomi, harga tanah di sekitar TPS Desa Sawahan turun karena adanya tempat sampah tersebut.

Sementara itu, Camat Ngemplak, Boyolali, Ari Wahyu Prabowo, membenarkan permasalahan tempat pembuangan sampah di Sawahan itu sudah berlangsung lama. Pemerintah kecamatan juga sudah melakukan intervensi dan mencarikan solusi.

“Namun, tentunya ini perlu ada suatu penyelesaian bersama,” jelas dia. Ia menjelaskan permasalahan sampah tidak hanya milik satu pihak. Namun, hal tersebut menjadi tanggung jawab bersama baik seluruh penghasil sampah yaitu masyarakat, pemerintah selaku fasilitator dan regulator, serta pengelola sampah.

“Jadi pihak-pihak terkait perlu ketemu bersama agar pengelolaan sampah baik dari hulu ke hilir bisa tertangani dengan baik. Apalagi Desa Sawahan salah satu desa dengan penduduk paling banyak di Ngemplak dan masuk wilayah perkotaan, ada lebih dari 12.000 jiwa di sini,” kata dia.

Dengan begitu, Ari mengatakan potensi sampah di Sawahan memang luar biasa. Walaupun begitu, ia mengungkapkan pemerintah desa dan pemerintah kecamatan siap untuk menjadi fasilitator penyelesaian sampah. Ari juga menjelaskan telah berkoordinasi dengan DLH Boyolali untuk bersama-sama mengelola sampah dengan baik.

“Bakal ada rembuk bersama. Kami sebenarnya ingin secepatnya. Kami ingin mendatangkan DLH dan sudah berkomunikasi, tapi kepala DLH kebetulan hari ini ke Jakarta. Harapan kami Kamis atau Jumat bisa bertemu baik ketua RT-RW, pengelola, operator, dan masyarakat untuk mencari solusi terbaik bersama,” kata dia. *

Berita Lainnya

Index