Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW Latih Petani Kimpul di Desa Cukilan Semarang

Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW Latih Petani Kimpul di Desa Cukilan Semarang
Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga mengadakan pelatihan di Desa Cukilan, Kabupaten Semarang, selama tiga hari, akhir Oktober lalu.(Istimewa)

Semarang,MimbarDesa.com– Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga mengadakan pelatihan di Desa Cukilan, Kabupaten Semarang, selama tiga hari, akhir Oktober lalu.

Kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengolahan kimpul lokal dan peningkatan produktivitas kebun kimpul di desa tersebut.

Kegiatan bertajuk Pelatihan dan Pendampingan Produksi Hulu Hilir Kimpul Bersama Mitra di Desa Cukilan Kabupaten Semarang ini diketuai oleh Dina Banjarnahor, S.P., M.Sc, dengan anggota Dr. Lasmono Tri Sunaryanto dan Ruth Meike Jayanti, M.Sc.

Kimpul atau Xanthosoma sagittifolium adalah jenis umbi talas-talasan yang dapat diolah menjadi beberapa makanan. Tanaman ini tumbuh di ladang kebanyakan penduduk di Desa Cukilan. Sayangnya, kimpul belum dimanfaatkan secara maksimal oleh penduduk desa. Kondisi inilah yang membuat kegiatan PkM ini diselenggarakan dengan harapan kimpul akan menjadi andalan Desa Cukilan ke depan.

PkM yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk anggaran 2023 ini melibatkan tujuh petani dan lima usahawan pemasaran tepung kimpul Cukilandz. Selama kegiatan, Dina Banjarnahor mengungkapkan peserta diberikan pelatihan dan pendampingan mencakup teknik pemasaran produk seperti manajemen pemasaran, penentuan harga jual produk, pengambilan foto yang menarik serta penjualan lewat e-commerce.

“Peserta juga dibantu untuk membuat kemasan yang eye-catching dan informatif, serta dibiasakan menggunakan teknologi untuk menunjang promosi. Kami juga menghibahkan satu gawai android bagi usahawan mikro pemasaran untuk membuka toko online, promosi produk di media sosial, serta manajemen keuangan kelompok,” terangnya dalam keterangan tertulis.

Tak hanya teknik pemasaran produk, petani mitra yang adalah penyedia umbi kimpul untuk pembuatan tepung juga dilatih dan didampingi untuk melakukan pembibitan. Selama ini bibit kimpul diperoleh dari umbi atau anakan hasil panen sehingga penanamannya hanya bisa dilakukan sekali dalam setahun. Agar penanaman kimpul dapat dikerjakan sepanjang tahun, tim PkM UKSW bersama mitra membangun ruang pembibitan (nursery) menggunakan bambu dan juga paranet 65%.

Teknik ini dipilih tim Dina Banjarnahor berdasar hasil riset mahasiswa dan dosen FPB di mana diketahui pemberian naungan 65% dan pupuk kandang dapat memacu bibit kimpul tumbuh lebih cepat dan baik.

“Sebanyak 167 bibit telah ditanam di dalam polibag untuk tahap pertama ini,” imbuhnya.

Pelatihan teknik pemasaran dan pembibitan semakin lengkap dengan pelatihan pembuatan tepung kimpul yang telah dilakukan sebelumnya oleh Sarlina Palimbong, M.Sc, dan Eireen dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UKSW. Rangkaian pelatihan yang dilakukan tim PkM UKSW ini mendapatkan respon positif dari petani dan usahawan.

Ruri salah seorang peserta pelatihan mengaku merasa senang karena dapat menambah ilmu tentang peningkatan produksi kimpul. Lainnya, Saifudin menyampaikan bersemangat dan berkomitmen segera bergerak memperkenalkan tepung kimpul ke toko-toko kue dan bahan pangan terdekat. (Chdy)

Berita Lainnya

Index