Debit Air Selalu Tinggi, Tiga Tahun Tak Bisa Tanam Padi, Warga Desa Masta Tapin Harapkan Ini

Debit Air Selalu Tinggi, Tiga Tahun Tak Bisa Tanam Padi, Warga Desa Masta Tapin Harapkan Ini
Petani menanam padi di lahan yang airnya dalam di Desa Masta, Kecamatan Bakarangan, Kabupaten Tapin.

RANTAU, MIMBARDESA.com – Sebagian warga di Desa Masta, Kecamatan Bakarangan, Kabupaten Tapin sudah tidak bisa bertanam padi karena debit air yang selalu tinggi.

Kondisi ini cukup dikeluhkan warga, karena dulunya lahan rawa yang mereka miliki masih bisa digunakan bercocok tanam dan berhasil menuai padi.

Dikatakan Mama Ipan, Warga Desa Masta, kondisi ini sudah berjalan kurang lebih tiga tahun terakhir.

"Iya, sudah sekitar tiga tahun kami tidak bertanam. Jadi terpaksa untuk memenuhi makan harus beli beras," ujarnya, Rabu (3/5/2023).

Masih dari penuturan Mama Ipan, beberapa lahan yang dulunya mereka tanami juga sudah kembali menjadi lahan tidur.

Dipadati berbagai tumbuhan liar dan kayu galam.

Selain faktor air yang bertahan dalam, hal lain yang membuat mereka sukar kembali membuka lahan untuk bertani adalah larangan membakar lahan.

Karena harus menguras tenaga dan biaya yang besar.

"Jadi untuk memenuhi keperluan sehari-hari kami mencari ikan dan menjual kayu galam yang didapat di hutan," terangnya.

Meski demikian, warga setempat juga mengharapkan adanya solusi agar bisa kembali bertani, semisal dengan cara padi apung.

"Kalau ada kami mau coba, tapi belum ada sosialisasi," timpal Ati, warga lainnya.

Ia pun berharap, semoga nantinya teknik bertanam di atas air ini bisa ada di Desa Masta, untuk kembali memaksimalkan lahan yang tidur.

Sementara itu, di beberapa daerah di Kalsel sudah mulai ujicoba menerapkan penanaman padi apung guna menopang pertanian di kawasan rawa.

Sebut saja di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Barito Kuala. (MD07)

Berita Lainnya

Index