Buras dan Gogos Jadi Menu Wajib saat Lebaran di Desa Todang-Todang

Buras dan Gogos Jadi Menu Wajib saat Lebaran di Desa Todang-Todang
Menu dan tradisi saat lebaran di desa Todang-Todang. (Dok.pribadi/@budi.prathama)

Desa Todang-Todang (mimbardesa) – Sebagaimana yang marak terjadi di setiap daerah di Indonesia, itu ada banyak menu makanan saat lebaran. Setiap daerah memiliki ciri khas dan menu makanan tersendiri, seperti halnya di desa Todang-Todang, kecamatan Limboro, kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Di desa Todang-Todang, menu makanan pun tersedia di setiap rumah-rumah warga dalam menyambut perayaan hari lebaran. Warga setempat berkunjung di rumah sanak saudara usai menggelar shalat Idul Fitri, budaya salaman pun terikat kuat menyemai.

Seperti biasanya, menu makanan sebagai pelengkap dalam menyambut orang-orang saat lebaran tak pernah absen. Kue-kue kering dengan berbagai jenis pun tersedia di meja tamu, dan yang tak terlupakan "buras" dan "gogos" menjadi hidangan khas dan wajib di desa Todang-Todang saat lebaran.

Walau buras kerap kali dilakoni sebagai makanan khas Sulawesi Selatan dengan sebutan buras, tapi di tanah Mandar termasuk di Sulawesi Barat juga sudah lama menjadi makanan khas masyarakat setempat. Begitupun dengan gogos seakan tak bisa terpisahkan dengan buras setiap dijadikan hidangan.

Buras terbuat dari beras yang dimasak terlebih dahulu bersama santan hingga teksturnya lunak. Kemudian dibungkus dalam dua lapis daun pisang, kemudian diikat dengan tali rafia, setelah itu dimasak.

Sementara gogos terbuat dari beras ketan. Adapun proses pembuatannya, ketan direndam dengan santan lalu dimasak hingga matang. Kemudian dibungkus dengan daun pisang, lalu dibakar agar semakin gurih.

Bukan hanya saat lebaran buras dam gogos selalu dihidangkan, bahkan saat ada perayaan budaya lokal, seperti "sayyang pattu'du" atau kuda menari. Dan tak terkecuali ketupat juga bagian dari menu wajib.

Sekilas momen perayaan Idul Fitri di desa Todang-Todang terlihat cukup meriah, gema takbir pada malam dan pagi hari bertanda shalat Idul Fitri akan digelar, hingga akhirnya tepat 22 April 2023, pukul 08.00 Wita shalat Idul Fitri pun digelar.

Tak terkecuali pula, tradisi "mambaca" atau "mabbaca-baca" menjadi momentum yang tak pernah ditinggalkan usai perayaan Idul Fitri. Bahkan seakan terkesan kurang afdol menyantap berbagai makanan saat lebaran sebelum “mambaca.”

"Mambaca" adalah ritual membacakan doa sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT. dihadapan hidangan seperti buras, gogos, pisang, dan menu pelengkap lainnya.

Itulah sekilas cerita momen perayaan lebaran di desa Todang-Todang, setiap daerah tentu punya tradisi dan menu makanan khas masing-masing. Jadi, sobat sekalian menu apa saja yang ada di daerah kalian?  (MD07)

Berita Lainnya

Index