Upaya Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri Kota Bangkit dari Pandemi

Upaya Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri Kota Bangkit dari Pandemi
PEMIHAKAN: Kades Bulusulur Dwi Prasetyo menyerahkan bantuan kepada anak-anak yang orang tuanya meninggal karena Covid-19. (IWAN ADI LUHUNG/RADAR SOLO)

Wonogiri (mimbardesa) – Dampak pandemi Covid-19 sangat dirasakan sebagian warga Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri Kota. Cukup banyak anak-anak yang harus kehilangan orang tuanya, yang meninggal terkonfirmasi Covid-19. Peduli nasib mereka, pemerintah desa (pemdes) setempat menggalang dana dalam balutan program Ibu Anak Pitu.

Ibu Anak Pitu adalah akronim dari Infaq Bersama untuk Anak Yatim dan Piatu. Berupa penggalangan dana yang melibatkan seluruh warga desa. Tidak ada nominal tertentu, warga menyumbangkan uang seikhlasnya tiap hari.

Ibu Anak Pitu adalah akronim dari Infaq Bersama untuk Anak Yatim dan Piatu. Berupa penggalangan dana yang melibatkan seluruh warga desa. Tidak ada nominal tertentu, warga menyumbangkan uang seikhlasnya tiap hari.

Di akhir bulan, uang yang terkumpul dihitung di forum masing-masing RT. Penghitungan melibatkan ibu-ibu PKK tingkat RT. Setelah semuanya terhitung, baru kemudian disetorkan ke forum tingkat RW, hingga ke tingkat desa.

“Program ini dimulai Maret 2022 lalu. Saat pandemi Covid-19 kemarin, kan ada sejumlah anak yang orang tuanya meninggal dunia. Awalnya mereka yang menjadi sasaran program ini,” kata Kepala Desa (Kades) Bulusulur Dwi Prasetyo, kemarin (31/3).

Di awal program, bantuan menyasar anak usia 0-18 tahun yang orang tuanya meninggal terkonfirmasi Covid-19. Atau yang masih duduk di bangku SLTA/SMK sederajat.

“Awalnya hanya untuk anak-anak yang terdampak pandemi Covid-19. Namun akhirnya semua anak yatim-piatu di Desa Bulusulur mendapat bantuan. Total saat ini ada 76 anak yang diberi pemihakan,” imbuh Dwi.

Donasi yang terkumpul dari warga, setelah sampai di tangan pemdes tidak serta-merta dibagikan. Uang tersebut disetorkan dulu ke rekening khusus. Dalam hal ini menggandeng PT BPR BKK Wonogiri (Perseroda).

“Pertanggungjawaban penyerahan bantuan kami share ke grup-grup WhatsApp (WA) RT dan RW. Bahwa uangnya yang masuk nilainya sekian. Ini sebagai langkah dari transparansi pengelolaan donasi,” urai Dwi.

Terkait mekanisme penyaluran, langsung dikirim ke rekening masing-masing anak penerima manfaat. Di Awal program berjalan, per anak menerima bantuan Rp 150 ribu per tiga bulan.

Kini seiring meningkatnya jumlah donasi, bantuan bertambah jadi Rp 200 ribu per anak tiap dua bulan sekali. “Sudah setahun ini program berjalan. Kami sudah salurkan donasi sekira Rp 300 juta. Ini dari masyarakat Desa Bulusulur. Kami anggap semua masyarakat desa adalah orang tua asuh,” bebernya. 

Harapannya dari program tersebut, anak-anak yatim-piatu bisa memanfaatkannya dengan bijak. Terutama untuk pemenuhan kebutuhan sekolah. Rencananya, tahun ini akan ada bantuan lagi berupa sedekah Lebaran. Terutama dari donasi yang terkumpul April ini. “Jadi nanti anak-anak dapat bantuan berturut-turut tiga bulan. Maret, April, dan Mei. Diharapkan menambah rasa suka cita saat momentum Lebaran,” tandasnya. (MD07)

Berita Lainnya

Index