Morat-marit Dapur MBG

Morat-marit Dapur MBG
Morat-marit Dapur MBG

Jakarta - SEJAK proyek makan bergizi gratis (MBG) diresmikan pada Januari 2025, lebih dari 8.000 siswa mengalami keracunan setelah menyantap makanan yang disajikan dapur MBG. Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana pada Ahad, 28 September 2025, mengatakan banyak kasus keracunan terjadi setelah siswa mengkonsumsi makanan dari dapur yang baru beroperasi. Dadan menganggap persoalan itu terkait dengan urusan jam terbang pengelola dapur.

Bagi Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), masalah keracunan MBG bukanlah soal dapur baru atau lama. CISDI mendapati proyek mercusuar Presiden Prabowo Subianto itu tak dirancang dengan matang dari aspek regulasi, keamanan pangan, kecukupan nutrisi, hingga sistem monitoring dan evaluasi. Hingga kini belum ada payung hukum untuk MBG.

Standar keamanan pangan pun bermasalah. Ribuan dapur MBG yang dibangun belum menerapkan hazard analysis and critical control point (HACCP). HACCP merupakan sistem manajemen keamanan pangan global untuk mencegah foodborne disease. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 200 penyakit ditularkan melalui makanan.

Ribuan dapur juga bermasalah soal higienitas. Kementerian Kesehatan menemukan, dari 8.583 dapur MBG yang telah beroperasi, baru 34 unit yang mengantongi sertifikat laik higiene sanitasi (SLHS) dari dinas kesehatan setempat. Padahal Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 mewajibkan setiap jasa boga memiliki sertifikat tersebut.

Semua persoalan itu muncul karena Prabowo menginginkan 30 ribu dapur berdiri tahun ini. Semula, BGN hanya akan melayani 17,5 juta penerima manfaat dengan 5.000 dapur. Penambahan target hampir lima kali lipat dari Prabowo membuat BGN mempercepat pembangunan dapur. Bangun dapur duluan, urusan keamanan pangan belakangan. Sementara itu, Prabowo kembali menyinggung soal statistik anak yang keracunan MBG.

Persoalan higienitas dapur MBG kami bahas dalam artikel "Kok Bisa Ribuan Dapur MBG Beroperasi tanpa Sertifikat Higiene". Simak juga "Pangkal Soal Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis" untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh. Versi BGN kami sajikan dalam wawancara eksklusif dengan Kepala BGN Dadan Hindayana dalam artikal "Kepala BGN: Kami Lalai, karena Itu Mohon Maaf".

Berita Lainnya

Index