Bocah 7 Tahun Asal Kediri Ditemukan Tewas Mengapung di Pintu Air Drainase Desa Bangsri Nganjuk

Bocah 7 Tahun Asal Kediri Ditemukan Tewas Mengapung di Pintu Air Drainase Desa Bangsri Nganjuk
Petugas BPBD Kabupaten Nganjuk saat mengevakuasi jasad Muhammad Wildan Hidayatullah yang ditemukan tewas di di Pintu Air Saluran Sekunder Desa Bangsri, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jumat (16/2/2024)()

NGANJUK, KOMPAS.com – Muhammad Wildan Hidayatullah (7), bocah asal Desa Ngablak, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ditemukan tewas di Pintu Air Saluran Sekunder Desa Bangsri, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jumat (16/2/2024).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk, Suharono, membenarkan hal tersebut.

“Pada pukul 09.53 WIB kami menerima info penemuan jenazah diduga korban atas nama Muhammad Wildan Hidayatullah di Pintu Air Saluran Sekunder Desa Bangsri,” jelas Suharono kepada Kompas.com, Jumat (16/2/2024).

Sebelum ditemukan tewas di Pintu Air Saluran Sekunder Desa Bangsri, kata Suharono, korban sempat bermain air di Plengsengan Sungai Desa Tegaron, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Kamis (15/2/2024) sekitar pukul 17.00 WIB.

Saat itu korban bersama keluarganya tengah bertandang ke kediaman kakeknya di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Gedongsari.

“Menurut keterangan kakak korban, Noval (10), korban awalnya menyusul kakak korban ke sungai untuk mencuci karpet dan korban bermain di plengsengan sungai. Pada saat kakak korban usai menjemur karpet, korban sudah tidak berada di lokasi,” tutur Suharono. 

Mendapati korban sudah tidak ada di tempat, pihak keluarga langsung membuat laporan orang hilang di Kepolisian Sektor (Polsek) Prambon pada Kamis (15/2/2024) petang.

Hingga akhirnya korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di Pintu Air Saluran Sekunder Desa Bangsri, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, pada Jumat (16/2/2024) pagi. 

“Jadi jarak tempat kejadian musibah dengan lokasi penemuan korban cukup jauh, kurang lebih 17 kilometer,” ungkap Suharono.

 Menurut Suharono, pihak keluarga menerima peristiwa ini sebagai musibah dan tidak akan menuntut pihak mana pun.

 “Berdasarkan hasil koordinasi jenazah langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan,” pungkas dia.(*)

Berita Lainnya

Index