Kopi Luwak Desa Prangat Baru Miliki Pasar Menjanjikan, Pemkab Kukar Terus Tunjang Produksi

Kopi Luwak Desa Prangat Baru Miliki Pasar Menjanjikan, Pemkab Kukar Terus Tunjang Produksi
Kopi Luwak khas Kampung Kopi Luwak, Desa Prangat Baru yang telah dikemas sebagai minuman bubuk (Elmo/Prokal.co)

TENGGARONG, MIMBARDESA.com – Menjadi satu-satunya desa yang menyandang status Kampung Kopi Luwak di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Di Desa Prangat Baru, Kecamatan Marangkayu komoditas kopi luwak ini tengah marak pengembangannya sebagai produk khas daerah. Bahkan telah memiliki banyak peminat dari dalam daerah hingga luar daerah.

Kopi sendiri merupakan komoditas pertanian yang sangat menjanjikan di era modern. Terkhususnya kopi luwak. Dengan metode produksinya yang unik. Untuk menghasilkan kopi luwak, petani harus memberi makan biji kopi kepada luwak atau musang. Yang kemudian menjadi diolah menjadi kopi luwak dengan citarasa mereka yang kaya dan memiliki banyak khasiat dibanding kopi pada umumnya.

Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kukar, Muhammad Taufik, melalui Kabid Produksi, Subagio mengatakan pengembangani kopi luwak sudah sampai tahap pemasaran produk. Pemdes dan kelompok tani Prangat Baru telah berhasil menghasilkan kopi luwak bubuk. Berkat bantuan Pemkab Kukar hingga PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT).

"Kita ingin terus dorong integrasi pengolahan dan budidayanya. Di Kampung Kopi Luwak ini, Sudah kita bangunkan rumah produksinya. Mulai dari lantai jemur, alat pemecah buah kopi kering, alat sangrai dan alat pembubuk. Termasuk juga teknisinya," jelas Subagio, Selasa (30/5).

Dari PT PHKT sendiri, Desa Prangat Baru juga mendapat bantuan mesin sangrai dengan kapasitas jauh lebih besar. Berkat semua fasilitas penunjang ini, Desa Prangat Baru bisa produksi kopi madu dan kopi luwak sebagai produk unggulan mereka. Untuk pemasarannya telah dipasarkan di seputaran Kalimantan Timur (Kaltim) seperti di Hotel Mercure Samarinda hingga mendapat lirikan dari luar daerah. Subagio juga mengaku produksi kopi luwak ini masih minim dibandingkan dengan permintaannya yang tinggi.

"Di Hotel Mercure mereka membantu menampung hasil dan memasarkan kopi luwak ini di kafe Mereka. Hanya saja masalahnya kan produksi mereka masih terbatas, sehingga pihak produsennya ini masih kewalahan memenuhi kebutuhan itu. Sebenarnya kalo peluang pasar itu terbuka sekali, hanya saja memang kan ini masih terbatas. Makanya ini masih kita lakukan pengembangan," tutup Subagio. (MD07)

Berita Lainnya

Index