BENGKULU, MIMBARDESA.com - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Bengkulu, terus mendorong peningkatan program desa digital.
Saat ini, dari 1.341 desa di Provinsi Bengkulu, 180 desa diantaranya sudah menerapkan program desa digital, sebagai upaya mewujudkan desa satu data agar kesejahteraan dapat menyeluruh.
Penjelasan Kepala Bidang Fasilitasi dan Pembangunan, Dinas PMD Provinsi M. Rozas Anthony, penerapan desa digital paling maksimal ada di Kabupaten Mukomuko, salah satunya di desa Sidodadi Kecamatan Penarik.
Selain itu penerapan desa digital terdapat pula di:
- 22 desa di Kabupaten Rejang Lebong
- 25 desa di Bengkulu Tengah
- 3 desa di Kabupaten Kaur
- 1 desa di Bengkulu Selatan
- 106 desa di Kepahiang
- 20 desa di Bengkulu Utara.
Dalam implementasinya, desa digital ini memaksimalkan pencetakan KK, akta kelahiran, atau surat bersifat elektronik. Sehingga masyarakat tidak perlu datang ke Dinas Dukcapil setempat, atau cukup melalui handphone.
Untuk mendukung hal tersebut, sesuai regulasi dana desa boleh digunakan untuk penyediaan sarana prasarana program desa digital, maksimal Rp15 juta.
Kriteria desa digital harus memiliki sinyal jaringan internet yang kuat, sehingga informasi dapat diterima atau disebarkan lebih cepat, efektif dan efisien.
Untuk setiap desa yang punya jaringan internet dan punya alamat website sendiri, juga dapat membuat profil desa, terkait jumlah penduduk, luas desa dan UMKM desa.
"Tidak mahal untuk membuat desa digital ini, paling kuat anggarannya sekitar Rp15 juta untuk membeli perangkatnya. Tapi kriteria desa digital itu sendiri yang paling penting adalah adanya sinyal yang kuat,” kata M. Rozas Anthony (15/7).
Sebagai informasi, jika program Desa Digital berhasil dilaksanakan, kondisi perekonomian desa-desa Indonesia diyakini akan berkembang dengan pesat.
Hal ini dikarenakan Desa Digital memperhatikan hal fundamental untuk mengatasi masalah perdagangan, yaitu sarana komunikasi.
Adanya desa digital akan mendorong masyarakat desa untuk memanfaatkan teknologi digital berbasis internet dalam kegiatan ekonominya.
Desa Digital penting untuk mengatasi masalah blank spot, yang merupakan keadaan saat komunikasi dua arah atau lebih melalui gadget terganggu.
Sehingga, melalui Desa Digital pembangunan sarana komunikasi dilakukan secara lebih merata sehingga teknologi dapat dimanfaatkan oleh desa-desa, khususnya di wilayah 3T.
Dengan begitu, diharapkan laju perekonomian masyarakat desa akan menjadi lebih lancar. (MD07)