Wisata Desa Jadi Jujukan Libur Lebaran

Senin, 24 April 2023 | 20:59:43 WIB
VIEW MENAWAN: Pengunjung menikmati keindahan taman Edelweis di kawasan Bromo, Tosari, Kabupaten Pasuruan. (Mokhamad Zubaidillah/ Radar Bromo)

Pasuruan (mimbardesa) – Momentum libur Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, tidak hanya digunakan untuk bersilaturahmi. Sejumlah lokasi wisata jadi jujukan untuk rekreasi. Termasuk wisata desa. Selain karena lokasinya lebih dekat, juga murah meriah.

Memasuki hari kedua Lebaran, destinasi wisata desa banyak dikunjungi masyarakat. Salah satunya Wisata Dam Pleret di Desa Pleret, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan. Bahkan, ada sejumlah wisatawan yang menyewa rumah joglo yang disediakan pengelola sebagai tempat halal bihalal.

Fatkhul Arif, salah seorang pengurus destinasi Wisata Dam Pleret mengatakan, ada sekitar 200 orang yang datang. Mereka datang untuk halal bihalal dan temu kangen bersama teman-temannya. “Alhamdulillah rame,” ujarnya. Diperkirakan, pengunjung akan terus berdatangan. “Kami prediksi bakal rampai sampai hari Raya Ketupat.

Pengunjung Wisata Edelwais di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, juga ramai. Ketua Desa Wisata Edelwais Desa Wonokitri Teguh Wibowo mengatakan, pengjung terus berdatangan. Kemarin (23/4), pengunjung mencapai 187 orang. Ia memprediksi bakal ada lonjakan pengunjung. “Bakal membludak. Ini sudah mulai ramai,” ujarnya.

Pejabat Fungsional Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif pada Disporapar Kabupaten Probolinggo Musa mengatakan, seluruh destinasi wisata memang buka selama libur dan cuti bersama Lebaran. Baik wisata yang dikelola Pemerintah Kabupaten hingga pemerintah desa. Pengelola wisata pun sudah diingatkan agar siap melakukan langkah strategis apabila ada lonjakan pengunjung.

“Semua destinasi wisata buka selama libur Lebaran. Khususnya wisata yang berada di jalur pantura. Bukan hanya untuk wisata, tetapi juga menjadi tempat istirahat selama perjalanan mudik. Begitu juga wisata yang ada di desa, boleh buka. Tergantung kesiapan pengelolanya,” katanya.

Tidak ada syarat khusus juga yang harus dipenuhi oleh pengelola untuk membuka wisatanya. Hanya saja, pengelola harus dapat menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungannya.

Juga harus tetap berprinsip pada Sapta Pesona sebagai tujuh unsur yang harus diperhatikan mengelola lokasi wisata. mulai keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan.

Saat ini, menurut Musa, ada beberapa wisata desa yang kerap menjadi jujukan masyarakat saat libur. Termasuk libur mudik Lebaran. Di antaranya, Bermi Eco Park (BEP) di Desa Bermi, Kecamatan Krucil; wisata air terjun dan rest area di Desa Guyangan, Kecamatan Krucil; air terjun Kalipedati di Desa Kalianan, Kecamatan Krucil. Lalu, rest area di Desa Betek, Kecamatan Krucil; Pantai Bohay di Desa Binor, Kecamatan Paiton; dan Pantai Klasik di Desa Klaseman, Kecamatan Gending.

“Sejauh ini ada enam wisata desa yang menjadi jujukan pengunjung. Mayoritas ada di Kecamatan Krucil. Sisanya ada di Kecamatan Paiton dan Gending,” ucapnya.

Pengelola Bermi Eco Park (BEP) Saihul mengatakan, tidak ada persiapan khusus untuk wisatawan yang datang. Destinasi BEP sendiri dibuka untuk umum sejak H+1 hari raya. Namun, pihaknya tetap mengecek tempat dan wahana yang ada sebelum benar-benar dibuka untuk umum.

“Buka seperti biasa, tidak ada acara khusus yang diselenggarakan. Sebab, daya tarik wisata memang view pegunungan. Serta, beberapa wahana pelengkap lainnya,” tuturnya.

Untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung dan potensi kemacetan di ruas jalan menuju lokasi wisata, Saihul akan mengoptimalkan 36 karyawan yang ada di BEP. Sementara kantong parkir yang saat ini dimiliki oleh BEP dinilai masih cukup untuk menampung kendaraan pengunjung.

“Nantinya jika ada kepadatan pengunjung atau jika kondisi pengunjung membeludak, kami akan berkoordinasi dengan Muspika Krucil,” bebernya. (MD07)

Terkini